TEKNIK KAMERA FOTOGRAFI (FOTOGRAFI
JURNALISTIK)
Banyak
karya-karya fotografi yang beredar di tengah masyarakat dengan berbagi macam
teknik dan tema baik di tampilkan dalam suatu pameran khusus, dalam poster,
leaflet, Katalog, Ppan Reklame atau Billboard bahkan dalam suatu album
pernikahan Somad bin Sukron atau peresmian penanaman batu pertama gedung Mbah
Dipowinangun Plaza. Apa yang di utarakan diatas, merupakan betapa banyaknya
fungsi dan peran serta fotografi terhadap kehidupan di masyarakat hingga dapat
meningkatkan kualitas kehidupan manusia ke arah lebih baik. Kalau kita itinjau
l;ebih dalam lagi, maka fungsi fotografi dapat diklasifikasikan beberapa bagian
diantaranya Fotografi Jurnalistik, Fotografi Seni, Fografi Desain dan Fotografi
Dokumentasi. Setiap bagian tersebut mempunyai karakter tersendiri, dan pada
kesempatan kali ini akan dibahas tentang Fotografi Jurnalistik, sedangkan
klasifikasi lainnya satu persatu akan dibahas pada kesempatan mendatang.
A.
Pengertiannya
Berbicara
Fotografi Jurnalistik pada dasarnya berbicara masalah pemberitaan, namun
penekanan disini mengacu pada teknik visualisasinya. Bagaimana sebuah gambar
bisa mevisualisasikan suatu peristiwa kejadian di masyarakat sehingga pembaca
atau menikmat dapat merasakan getaran yang ada di dalam gambar ketika di
lihatnya. Fotografi Jurnalistik banyak digunakan dalam dunia pemberitaan dan
foto-foto ini akan menghiasi rangkaian pemberitaan yang akan dikomunikasikan
pada masyarakat melalui Koran, tabloid, majalah dan bulletin. Menurut Cliff
Edom, salah satu guru besar dari Universitas Missouri Amerika Serikat,
Fotografi Jurnalistik merupakan hasil perpaduam antara antara kata dan gambar
atau Word and Picture. Bagaimana sebuah gambar yang ditampilkan bisa
menguraikan sesuatu kata-kata dalam pemberitaan hingga dapat mempengaruhi
pikiran orang. Pendapat senada juga diungkapkan oleh salah satu editor majalah
Life yaitu Wilson Hicks, bahwa kombinasi antara kata dan gambar yang
menghasilkan satu kesatuan komunikasi terdapat suatu kesamaan antara latar
belakang pendidikan dan tingkat sosial pembacanya.
Sebuah
uraian tentang Fotografi Jurnalistik secara lebih detil dikemukakan oleh Frank
P. Hoy dari Sekolah Jurnalistik dan Telekomunikasi Walter Cronkite, Universitas
Arizona Amerika Serikat mengupas tentang Karakter Foto Jurnalistik yang telah
diuraikan dalam bukunya berjudul “Photo Jurnalism The Visual Approach” seperti
berikut ini :
Foto
Jurnalistik adalah komunikasi melalui foto (Communication Photography). Suatu
komunikasi yang dilakukan akanmengekspresikan pandangan wartawan foto terhadap
suatu obyek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi.
Mediun
Foto Jurnalistik adalah media cetak Koran atau majalah danmedia kabel
atausatelit termasuk internet seperti kantorberita (Wire Services).
Kegiatan
Foto Jurnalistik adalah kegiatan melaporkan berita.
Foto
Jurnalistik adalah paduan antara foto dan feks foto.
Foto
Jurnalistik mengacu pada manusia, manusia adalah subyek dan sekaligus sebagai
pembaca foto jurnalistik.
Foto
Jurnalistik adalah komunikasi dengan orang bayak (Mass Audiences), ini berarti
pesan yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang
beraneka ragam.
Foto
Jurnalistik juga merupakan hasil kerja editor foto.
Tujuan
Foto Jurnalistik adalah memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian informasi kepada
sesame, sesuai amandemen kebebasan berbicara dan kebebasan pers (Freedom of
Speech and Freedom of Press).
B.
Fungsinya
Berdasarkan
fungsinya klasifikasi Fotografi Jurnalistik mempunyai tujuan khusus yaitu
menyampaikan informasi suatu peristiwa atau kejadian di masyarakat melalui
pengadegan gambar-gambar menarik yang disampaikan lewat media seperti media
cetak dalam bentuk koran, majalah dan tabloid ataupun melalui media audio
visual seperti pemberitaan televisi. Fotografi Jurnalistik merupakan perwujudan
karya fotografi yang dalam visualisasi obyeknya lebih ditekakan pada sudut
pemberitaan, oleh karenanya karya foto yang dihasilkan harus berorientasi pada
peristwa yang nyata seperti kronologi kehidupan masyarakat sehari-hari dan
bukan mengandalkan sikap imajinasi semata dari kreatornya. Bentuk nyata dari
fungsi Fotografi Jurnalistik adalah ketika kita melihat karya-karya foto yang
terpampang di dalam isi koran, majalah atau tabloid yang sering kita jumpai di
pasaran atau juga gambar-gambar video yang berisi berita-berita keseharian
manusia dalam mengarungi hidup melalui siaran televisi dari berbagai stasiun
penyiaran televisi yang ada. Dalam waktu tertentu, penyajian Fotografi
Jurnalistik juga bisa terlepas dari proses keterkaitan produksi media
pemberitaan dan berdiri sendiri dalam menyebarkan informasi tersebut melalui
sebuah pameran di sebuah gedung, namun tetap terikat pada tema jurnalistik yang
mengikatnya.
C.
Proses Penciptaannya
Dalam
proses penciptaannya untuk menghasilkan foto-foto rekaman peristiwa penting
dengan keragaman karakter di tengah masyarakat itu, tidak begitu saja seenaknya
diciptakan berdasarkan imajinasi semata atas kemauan sendiri dari fotografernya.
Keberadaan karya Fotografi Jurnalistik telah diikat dengan aturan-aturan dalam
dunia jurnalistik atau dunia pemberitaan, oleh karenanya dalam proses
penciptaannya harus mengacu pada syarat-syarat yang terkait dengan dunia pers
atau pemberitaan. Setiap hasil jepretan atau bidikan obyek dari kamera
fotografer atau lebih dikenal dengan istilah wartawan itu harus mengadung unsur
jurnalistiknya diantaranya adalah 5W +1, sehingga hasil yang dikreasikan oleh
wartawan tersebut dapat memenuhi syarat pencatuman ke dalam materi produksi
media massa. Dalam proses pengkreasiannya itu, berbagai macam teknik
pengambilan gambar boleh diaplikasikan sepanjang tidak merusak nilai
kerealitasan peristiwanya.Contoh kongkrit dalam hal ini ketika seorang wartawan
mau mengabadikan peristiwa lomba motor cross di arena balap. Supaya terlihat
dramatik maka pengambilan gambarnya diambil ketika pengendara motor sedang
melakukan aksi jumping sehingga motor melesat terbang tinggi di udara. dalam
keadaan itulah fotgrafer atau wartawan tersebut membidiknya dengan teknik
“Freshing” atau sama artinya dengan “stop action”, sehingga gambar yang
dihasilkan tetap cemerlang.
D.
Kamera yang Digunakan
Kamera
yang digunakan dalam melakukan pemotretan lebih mudah menggunakan kamera
berteknologi digital, hal ini dimaksudkan untuk memeprmudah dalam proses
pengeditan dan pencetakannya. Format kamera yang digunakan tentu lebih mudah
menggunakan berformat kecil atau disebut juga dengan kamera 135 mm dan dikenal
dengan istilah kamera Single Lens Relex, yang disingkat menjadi Kamera Digital
SLR. Dikarenakan dalam proses pengerjaannya atau dalam implementasi dilapangan
menggunakan pencetakan ukuran yang sangat besar berdasarkan kepentingannya itu,
maka frame dari hasil foto haruslah beresolusi besar. Untuk memenuhi kebutuhan
ini, maka kamera selain berformat Digital SLR, juga mempunyai resolusi minimal
16 Mega Pixel. Selain kententuan di atas, kualitasnya tidak bisa dijamin secara
maksimal, apalagi menggunakan kamera model poket dengan resolusi di bawah 7
Mega Pixel hasilnya hanya sebatas untuk kepentingan pribadi alias dokumentasi
sendiri.
E.
Fotografi Berita dan Fotografi Feature
Dalam
dunia jurnalistik ada sebuah peristiwa yang diolah dalam bentuk
penyampaian laporan berita atau dalam bentuk laporan feature,
Keduanya memang mengandung kemiripan yaitu mengulas suatu kejadian secara nyata
atau apa adanya sesuai dengan peristiwa yang terjadi tanpa adanya suatu
rekayasa di dalamnya. Pada pemberitaan di dalam siaran program acara
televisipun dibedakan misalnya ada bentuk format program acara Paket berita
seperti program acara Liputan Enam dari SCTV atau program acara Kabar Malam
dari TV One. Selain hal itu, ada juga bentuk atau format Program acara Feature
seperti program acara Potret dari SCTV atau program acara Nuansa Seribu Pulau
dari TV One. Televisi-televisi lainpun mengikuti pola yang sama dalam mengola
program acaranya.
Dalam
Fotografi Jurnalistik juga dikenal pengklasifikasian kategori fotonya
diantaranya Fotografi Jurnalistik untuk keperluan Berita dan Fotografi
Jurnalistik untuk keperluan Feature. Keduanya mempunyai kemiripan yaitu
menggambarkan suatu peristiwa di masyarakat dalam bentuk yang nyata atau
realistas tanpa ada prekayasaan. Pembeda dari keduanya adalah masalah waktu
penyampaian kepada masyarakatatau penayangannya. Didalam dunia penerbitan surat
kabar entah dalam bentuk koran, majalah, tabloid atau buletin penyajian
Fotografi Jurnalistik dalam bentuk Berita harus disampaikan secara cepat, hal
tersebut supaya apa yang akan disapaikan lewat gambar tersebut dapat diterima
masyarakat dalam waktu yang relatif singkat. Suatu contoh penayangan kunjungan
kepala negara sahabat di Indonesia yang disampaikan dalam berita Koran harian
seperti Koran kompas yang terbit setiap hari. Sedangkan Fotografi dalam bentuk
Feature, penyampaiannya dalam waktu yang lama artinya tidak terikat dengan
kecepatan penyamlaian beritanya, dengan mengulur hingga sampai satu mingguan
peristiwa itu disampaikan. Dalam penyampaiannya kebanyakan di cantumkan dalam
edisi terbitan mingguan. misalnya koran Kompas edisi migguan.
Peristiwa
yang disampaikan Fotografi Jurnalistik dalam bentuk Berita pada umumnya adalah
seputar masalah isu yang sedang berkembang dalam kehidupan sehari –hari, dan
temanyapun beragam bisa mengupas tentang ekonomi, hukum, politik, pendidikan
serta yang lainnya seperti presiden menyambut kunjungan kepala negara sahabat,
presiden melantik para mentri atau peristiwa pengeboman akibat konflik
peperangan serta gangguan keamanan akibat kerusuhan massa dan peristiwa
lainnya. Berita semacam ini harus disiarkan secepatnya melalui Koran harian,
sehingga bisa terbit keesokan harinya suatu contoh kongkrit adalah ketika
berita harian kompas memuat kunjungan kepala negara Amerika Serikat Barac Obama
disambut oleh Presiden Soesilo Yudhoyono di Istanah Merdeka. Sedangkan
Fotografi Jurnalistik dalam bentuk Feature, penyampaiannya tidaklah cepat,
melainnkan ada tegang waktu biasanya ditampilkan dalam koran mingguan misalnya
koran kompas edisi mingguan, dimana obyeknya seputar masalah seni dan budaya
dan dalam penyajiannya itu, bisa juga diwijudkan penyapaiannya dalam bentuk
foto seri yang mencerminkan keragaman dalam pengambilan sudut pandang terhadap
obyeknya.
F.
Jenis Fotografi Jurnalistik
Fotografi
Jurnalistik dalam visualisasinya terbagi dalam berbagai jenis diantaranya dapat
dijabar seperti berikut ini :
1.
Spot Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Spot Photo” adalah sebuah foto yang dibuat oleh
seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa dalam keadaan tidak
terjadwal atau dengan kata lain kejadian yang sifatnya tiba-tiba juga dapat
dikatakan mendadak. Suatu kejadian atau peristiwa yang menjadi obyek dalam
bidikan seorang fotografer disini datangnya tidak terduga oleh pemikiran
manusia karena kejadian tersebut keberadaannya tidak direncanakan misalnya
kejadian kebakaran di sebuah pemukiman, kejadian tawuran warga, mahasiswa atau
pelajar, Suasana banjir disebabkan adanya banjir bandang yang datangnya secara
mendadak atau akibat kiriman dari daerah lain dari sebuah aliran arus sungai
dan juga bisa digambarkan dengan peristiwa kecelakaan lalu lintas disebabkan
kecerobuhan dari pengendaranya yang kurang berdisiplin dalam berlalu linta.
Foto-foto semacam ini sering menghiasi harian-harian berita nasional misalnya
koran Kompas, media Indonesia serta harian-harin lokal lainnya, dimana foto
yang menceritakan kejadian itu terpampang di halaman pertama, jika kejadian
tersebut dianggap peristiwa nasional atau kejadian yang luar biasa. Berikut ini
adalah contoh fotografi jurnalistik yang menggambarkan uraian diatas :
* Spot
Photo adalah Fotografi jurnalistik yang mevisualisasikan peristiwa – peristiwa
mendadak atau tak terduga kedatangannya hingga kita tak berdaya menghadapinya
misalnya kebakaran pemukiman, terjadinya tawuran warga, mahasiswa atau pelajar,
datangnya banjir bandang dan peristiwa kecelakaan lalulintas *
2.
General News Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “General News Photo” adalah sebuah foto yang dibuat
oleh seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa dalam keadaan sudah
terjadwal atau sudah diketahui sebelumnya, sehingga seorang wartawan yang ingin
meliput peristiwa tersebut dalam harian jurnalistiknya tinggal meliputnya saja.
Fotografi jenis ini biasanya dilakukan di sebuah kegiatan formal dilingkungan
pemerintahan atau instansi terkait terhadap suatu penyelenggaraan
kegiatan formal atau semacam kegiatan kedinasan seperti jamuan
kenegaraan yang dilakukan oleh presiden dalam menyambut tamunya, presiden
memberi penghargaan pada putra-putri bangsa yang berprestasi dalam bidang
tertentu, Presiden meresmikan pameran pembangunan disertai kunjungan ke
standnya atau peristiwa peresmian pameran oleh wakil presiden dalam sebuah
pameran produk Indonesiadi gedunh JHCC. Peristiwa-peristiwa yang telah
diuraikan tersebut diatas, seringkali kita temukan dalam pemberitaan
sehari-hari yangdiberitakan olah harian-harian Nasional diantaranya Harian
Berita Nasional semacam Kompas atau Media Indonesia maupun harian lokal
lainnya. Berikut ini adalah contoh fotografi jurnalistik yang menggambarkan
uraian di atas :
*
General News Photo adalah Fotografi Jurnalistik yang mevisualisasikan
atau menggambarkan peristiwa-peristiwa penting dimana peristiwa tersebut sudag
terjadwal sebelumnya, sehingga tinggal melakukan peliputannya saja. Kegiatan
ini merupakan kegiatan kenegaraan atau kedinasan dalam suatu instansi
pemerintahan atau kegiatan swasta nasional misalnya jamuan kenegaraan yang
dilakukan oleh presiden, pemberian penghargaan khusus bagi putra-putri terbaik
maupun pembukaan pameran *
3.
People In The News Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “People In The News Photo” adalah sebuah foto yang
dibuat oleh seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa yang
menggambarkan profile seseorang disebabkan oleh kelucuannya, keunikan bentuk
tubuhnya, kekuatan tenaganya atau ciri lain yang membuat pemirsa atau pembaca
merasa heran dan kagun terhadap foto tersebut. Biasanya yang ditampilkan adalah
orang-orang popular atau sudah dikenal oleh masyarakat luas, Namun juga bisa
pada orang biasa, karena keanehan yang dimiliki itulah dia bisa menjadi popular
setelah disebarkan fotonya melalui surat kabar. Contoh seperti ini dapat
digambarkan misalnya seorang anak kecil yang bernama Ponari dengan batu
jimatnya itu, mampu menyembuhkan berbagai penyakit dan diburu oleh banyak orang
untuk berobat kepadanya baik tua maupun muda, Contoh lain seorang yang menarik
sebuah mobil dengan menggunakan giginya dan mendapat kemenangan dalam suatu
kontes pertandingan yang diadakan oleh salah satu televisi sehingga menjadi
terkenal, Peristiwa yang aneh untuk ukuran postur tubuh orang Indonesia, yang
dimiliki oleh orang lampung dengan postur tubuh tertinggi di Indonesia. Seorang
tokoh pesulap tersohor bernama Mr. Limbat yang dalam aksi pementasannya selalu
menimbulkan sensasi hingga orang-orang berantusias melihatnya. Pada awalnya Mr,
Limbat adalah orang biasa, karena pentasnya luar bisa dalam pertunjukan
sulapnya itu, maka dia menjadi terkenal berkat dari peran media baik televisi
maupun cetak. Kejadian-kejadian ersebut diatas sering kali kita temukan dalam
pemberitaan di masyarakat yang disebarluaskan oleh harian-harian berita
nasional. Berikut ini adalah contoh dari fotografi jurnalistik dengan
visualisasi seperti uraian diatas :
* People
In The News Photo adalah Fotografi Jurnalistik yang mevisualisasikan atau
menggambarkan suatu profile seseorang disebabkan karena adanya suatu keanehan,
kelucuan, kejanggalan atau kekuatan yang dahsyat sehingga orang lain yang
melihatnya merasa kagun. Umumnya pada orang yang terkenal dan tidak menutup
kemungkinan pada orang biasa. Contohnya adalah anak kecil yang bernama Ponari
dengan batu ajaibnya mampu menyembuhkan segala penyakit, seseorang yang
mempunyai tenaga besar dengan menarik mobil pakai giginya, seseorang
yangmempunyai tubuh berukuran tinggi dan Mr. Limbat dalam aksinya selalu
membuat sensasi, hingga orang menjadi penasaran untuk melihatnya*
4.
Daily Life Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Daily Life Photo” adalah sebuah foto yang dibuat oleh
seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa kehidupan sehari-hari
manusia. Peristiwa ini juga bisa mewakili dari profesi seseorang dalam berjuang
melawan kehidupan. Peristiwa ini bisa mewakili orang berada atau dalam posisi
berkecukupan dari ekonominya ataupun dari orang yang dalam keadaan miskin dan
terlunta-lunta dalam berjuang untuk bertahan hidup. Foto ini sering disebut
dengan istilah Human Interest. Contoh Fotografi Jurnalistik untuk kategori ini
adalah antrian panjang para pencari kerja, berjuang demi mempertahankan hidup
dengan makan dari sisa-sisa di alam kemerdekaan yang katanya kaya dengan
kekayaan alamnya itu, Potret kemiskinan masyarakat Indonesia yang makin
terjepit posisinya ditengah gencarnya arus modernisasi bangsa. Bisa juga
rekaman dari peristiwa yang mevisualisasi rebutan sembako murah dari
penyelenggaraan pemerintah atau organisasi sosial masyarakat. Apa yang
telah diuraikan diatas, sudah sering kali ditemui pada pemberitaan-pemberitaan
di tanah air dan berikut ini adalah contoh fotografi jurnalistik dengan visualisasi
tema seperti di atas
* Daily
Life Photo adalah Fotografi Jurnalistik yang mevisualisasikan atau
menggambarkan suatu kehidupan sehari-hari manusia baik oarng berda maupun orang
tidak mampu alias miskin jelata. Fotoini lebih dikenal dengan istilah Human
Interist seperti antrian para pekerja, seseorang anak yang makan dengan
sisi-sisa makanan dari orang laian, poteret kemiskinan para gelandangan di
pinggir jalan dan Peristiwa rebutan paket sembako murah *
5.
Portrait Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Portrait Photo” adalah sebuah foto yang dibuat oleh
seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa tertentu baik yang dilakukan
oleh seseorang ataupun kelompok dengan menonjolkan karakter khusus pada dirinya
atau kekhasan lainnya. Peristiwa ini terkadang membuat orang menjadi tertawa,
geli atau sikap apapun terhadap aksi-aksi yang dilakukan. Contoh kongkritnya
adalah ketika seorang pembalap motor dengan baju lengkap seperti layaknya
suasana arena balap motor resmi di lapangan khusus, tetapi pada kenyataannya si
pembalap tersebut membonceng seseorang dengan menggunakan sepeda pancal di
jalanan umum. Peristiwa lain bisa diamati dengan rekaman peristiwa dalam
visualisasi seorang pengendara motor yang membonceng seseorang bukan suatu hal
sewajarnya, sehingga menimbulkan suatu tanda tanya atas tindakan tersebut.
Peristiwa lain mevisualisasikan adegan seorang nenek yang mengacungkan
tangannya membentuk suatu tanda “salam meta”l dengan diselingi hisapan rokok
yang pada kenyataannya sering dilakukan oleh para kaum muda. Peristiwa lain
juga menimbulkan tanda tanya ketika dihadapkan pada foto seorang penggemar
musik dan bergaya model rambut ala punk rock jalanan Indonesia. Apa yang telah
diuraikan diatas, salah satunya mungkin kita temui di beberapa surat kabar di Indonesia.
Pada penampilannya foto tersebut ditempatkan pada halaman tertentu dengan
sedikit keterangan pendukung sebagai aksen atau pusat perhatian dari
keseluruhan isi harin tersebut. Berikut ini adalah contoh dari fotografi
jurnalistik yang menggambarkan cerita tersebut di atas :
* Portrait
Photo adalah Fotografi Jurnalistik yangmevisualisasikan atau menggambarkan
sikap kelucuan, keanehan baik dalam sikap maupun gaya atau ciri kekhasan
lainnya hingga orang yangmelihatnya akan suatu reaksi, Contohnya adalah sikap
para pembalap yang kesar dalam aktifitasnya, seorang pengendara motor yang
membonceng seseorang bukan sewajarnya, salam metal yang dilakukan oleh seorang
nenek disertai hisapan rokok dan penampilan rambut punk rock jalanan Indonesia
*
6.
Sport Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Sport Photo” adalah sebuah foto yang dibuat oleh
seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa kegiatan olah raga, baik
yang diadakan oleh pemerintah Indonesia misalnya kegiatan PON atau kegiatan
olah raga yang diselenggarakan oleh pemerintah manca Negara seperti Sea Games.
Asean Games atau Olimpiade. Foto ini merupakan rekaman peristiwa yang mengukir
berbagai macam prestasi dari cabang olah raga yang dipertandingkan. Suatu
contoh dalam foto untuk kategori ini adalah ketika Atlit Indonesia dari cabang
akat besi dapat kmenangan di kanca international, kemenangan tim bulu tangkis
Indonesia dalam sebuah partai pertandingan, Perebutan bola dalam pertandingan
sepak bola persahabatan dan yang spektakuler adalah pulang kampungnya Bonek
dengan menggunakan kereta api yang dikawal oleh polisi. Kejadian-kejadian
tersebut sering kali kita temukan pada harian surat kabar pada kolom khusus
olah raga. Foto-foto semacam ini tampak ramai dalam surat kabar ketika
diadakannya Olimpiade, Sea Games atau PON Indonesia. Berikut ini adalah contoh
fotografi jurnalistik dengan visualisasi tema olah raga :
* Sport
Photo adalah Fotografi Jurnalistik yang dalam visualisasinya atau mengambarkan
peristiwa kegiatan olah raga baik yang dilakukan oleh pemerintah atau kegiatan
olah raga timgkat manca negara misalnya Sea Games, Asean Gemes atau Olimpiade.
Contoh dalam peristiwa ini adalah ketika atlit Indonesia mendapat kemenangan
dari angkat besi dalam kanca international, tim bulu tangkis Indonesia yang
menang dalam pertandingan partai tertentu, adanya perebutan bola oleh para
pemain dalam pertandingan sepak bola antar negara sahabat dan sebuah karya
spektakuler ketika rombongan Bonex pulang kampung dengan kereta api yang
dikawal oleh polisi *
7.
Science And Technology Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Science and Technology Photo” adalah sebuah foto yang
dibuat oleh seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa yang
mevisualisasikan kegiatan dalam bidang keilmuan dan teknologi. Hasil foto ini
merupakan rekaman peristiwa dalam ajang perlombaan pengaplikasian teknologi
atau penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan menggunakan kamera khusus misalnya kamera yang mampu
menembuas atau merekam sinar X. Pada implementasinya jenis foto dapat digolongkan
pada sifat kebendaan atau menampilkan simbol atau dengan dengan sifat atraktif
yang divisualisasikan dengan pergerakan obyek. Peristiwa atarktif dapat
diterjemahkan seperti Peristiwa perakitan produk industri yang dikerjakan
dengan mesin-mesin berteknologi canggih serta peristiwa lainnya. Contoh foto
dalam kategori ini adalah Proses Produksi Panser yang dilakukan oleh PT. Pindad
sebagai perusahaan nasional Indonesia yang memproduksi kendaraan perang
termasuk kendaraan tempur taktis setingkat jeep guna kepentingan militer. Salah
satu robot dalam Kontes Robotik Indonesia dan Peristiwa uji coba peluncuran
roket militer produksi Nasional kerjasama antara Lapan dan PT Pindad. Sedangkan
sifat simbolik dapat diterjemahkan sebuah foto mesin elektronik. Foto-foto
dalam kategori ini sering muncul dalam harian pemberitaan dengan topik masalah
perkembangan teknologi atau bisa juga pada majalah khusus yang bergerak dalam
pemberitaan masalah perkembangan teknologi baik konten lokal maupun konten
international. Berikut ini adalah contoh foto jurnalistik yang menggamabarkan
masalah tema teknologi :
* Science
and Technology adalah Fotografi Jurnalistik yang mevisualisasikan atau
menggambarkam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan dunia ikmua pengetahuan
dan pengembangan teknologi. Contoh dalam foto kategori ini adalag rekaman
peristiwa dari seorang fotografer yaitu proses produksi industri panser
indonesia termasuk kendaraan taktis militer oleh PT. Pindad, sebuah robot salah
satu peserta dalam kontes RobotikaIndonesia dan peluncuran roket buatan
Indonesia hasil kerjasama lapan dan PT. Pindad *
8.
Art and Culture Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Art and Culture Photo” adalah sebuah foto yang dibuat
oleh seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa masalah seni dan
budaya. Hasil foto pada kategori ini adalah mencerminkan kegiatan-kegiatan
masalah pelestarian seni dan budaya Indonesia sebagai kekayaan cagar budaya
ditengah berkembangnya arus modernisasi. Fotografi Jurnalistik dalam
klasifikasi ini adalah seperti pementasan tarian barong dari pulau Bali,
Pementasan seni kuda lumping yang setiap minggu dilakukan di daerah wisata Kota
Tua Jakarta, Pagelaran Reog Ponorogo yang dilakukan dalam rangka memperingati
hari tertentu atau kegiatan serimonial dan kegitan ritual keagamaan yang
diselenggrakan oleh Keraton Yogyakarta dan pemerintah daerah yaitu Gerebeg
Sekaten. Segala macam peristiwa seputar masalah seni dan budaya ini, seringkali
diberitakan oleh para wartawan di berbagai kesempatan untuk mengisi konten di
dalam harian jurnalistiknya. Berikut ini adalah contoh-contoh yang terkait
dalam topik diatas :
* Art and
Culture Photo adalah Fotografi Jurnalistik yang mevisualisasikan atau
menggambarkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian kekayan seni
budaya Indonesia seperti Pementasan Tarian Barong dari pulau Balu, Tarian Kuda
Lumping dan Pementasan Reog Ponorogo serta Ritual Keagamaan Sekatenan
Yogyakarta *
9.
Social and Environment Photo
Fotografi
Jurnalistik dalam bentuk “Social and Environment Photo” adalah sebuah foto yang
dibuat oleh seseorang atau fotografer terhadap suatu peristiwa yang
menggambarkan masalah social masyarakat dan lingkungan hidup. Sebuah foto hasil
rekaman jepretan fotografer guna mengkomunikasikan keadaan lingkungan
masyarakat dari kerealitasan sebenarnya baik lingkungan sehat maupun lingkungan
kumuh dan kotor. Fotografi Jurnalistik dalam kategori ini adalah sebuah hasil
foto dengan penggambaran sebuah tempat genagan air kotor akibat buruknya
sanitasi, Rimbun dan segarnya pemukiman di lereng perbukitan, dan nyamannya
tempat wisata sebagai penghibur hati untuk menghilangkan rutinitas sehari-hari.
Sebuah lingkungan sosial lainnya adalah keramaian suasana pasar malam
yang diadakan oleh pemerintah Yogyakarta sebagai satu bagian paket dalam
Sekatenan. Topik-topik yang terkait pada masalah lingkungan sebenarnya
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga masalah ini tentunya tak luput
dari kaca mata para wartawan yang mevisualisasikan masalah ini dalam
pemberitaannya. Berikut ini adalah contoh fotografi yang berkaitan dengan topik
di atas :
* Social
and Environment Pho